Kita berjalan menginjak susu-susu perbukitan yang montok
Tanpa puting didalamnya
Kita naik, Kita turun seperti bokong-bokong bukan zinah
Yang telah menjadikan kita
Kita menuju air terjun bernama randu sari yang terselip diantara kemontokan
Yang membuat kita tersadar; bahwa kenikmatan membutuhkan pengorbanan
Kita yang berkorban
Kita yang dikorbankan
Akhirnya kita tetap korban
Nafsuku pertama kali memuncak saat melihat desahan air
Yang jatuh berbarengan dari atas; tapi bukan langit biru
Menuju kebawah tapi bukan tanah; melainkan batu-batu
Aku telanjangi separuh bagian atas dari tubuhku
Yang dibagian susu kelakianku; ada bulunya satu
Disebelah kanannya
Untuk menelanjangkan seluruh badan
Tidaklah mungkin dalam waktu demikian
Bisa-bisa ketegangan memunculkan pandangan;
Gila, teman kita sudah gila; benar-benar gila!
Heuh, tapi sudahlah; jangan diteruskan
Sebenarnya, aku sedang mencari hiburan
Sebab, waktu itu;
Nogosari dan Tesekku tenggelam
Sedih tahu, Sumpah.
Yogyakarta, 07 Mei 2015.